Tuesday, October 28, 2014

Catatan Singkat dalam Mendisain Area Bermain Anak-anak



Secara umum, ada beberapa faktor penting dalam mendisain area bermain, yaitu keamanan, kemudahan akses, jenis permainan, dan durasi bermain (Dudek, 2005). Lebih jauh lagi, kondisi tertentu anak juga patut diperhitungkan, terutama dalam pemilihan elemen disain untuk memberikan kesan detail tertentu. Setiap detail dalam disain harus mendukung perkembangan spesifik anak seperti faktor kecerdasan, kemampuan merasakan ruang dan orientasi arah, fleksibel, batas kepemilikan, imajinasi, penciptaan hal baru, kesadaran sosial, dan kesenangan dalam bermain.

Untuk mancapai kriteria-kriteria diatas, perlu disadari bahwa lingkungan ruang bermain haruslah tidak monoton dan bervariasi. Hal yang paling penting dalam cara pencapaiannya adalah menggunakan skala dan proporsi disain yang sesuai dengan ukuran anak-anak dan tahap perkembangannya, menciptakan area yang aman tetapi tetap menarik minat anak-anak untuk bermain, area yang memberikan dorongan agar anak-anak saling berinteraksi dan area yang merangsang minat dan daya imajinasi untuk menciptakan sesuatu yang baru. 

Selain penempatan peralatan bermain, juga dapat dikombinasikan dengan warna yang bervariasi dan elemen-elemen natural seperti bukit, lembah, sungai atau kolam dengan skala anak-anak sehingga menciptakan area-area yang fungsional seperti area hamparan rumput untuk bermain area bercocok tanam, area bermain pasir, area bermain air dan area naungan untuk beristirahat. 

Penentuan proporsi dan skala anak dapat dilakukan dengan menggunakan standar dan ergonomi disain. Standar tersebut dapat didapat pada buku-buku standar disain. Yang perlu diperhatikan adalah latar belakang budaya, kebiasaan tertentu dari sebuah komunitas, dan faktor genetik tertentu dari satu ras manusia. Lebih jauh lagi, faktor kebutuhan khusus juga patut diperhitungkan. Contohnya adalah seorang anak yang alergi terhadap kondisi tertentu juga akan menentukan peletakan dan penataan elemen disain area bermain seperti penggunaan dan peletakan jenis tanaman tertentu yang nektarnya dapat memicu alergi pada saluran pernafasan. 

Singkatnya, setiap elemen disain yang digunakan perlu dipertimbangkan sesuai dengan fungsi dan kharakteristik anak-anak sebagai pengguna area tersebut untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam bermain.


Sumber:
Dudek, Mark. 2005. Children’s Spaces. Architectural Press. Great Britain.

Thursday, October 9, 2014

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatian Sebelum Mengkonsumsi Supplemen Herbal



Supplemen herbal bukanlah hal yang baru. Selama ribuan tahun, tanaman telah digunakan untuk tujuan pengobatan. Namun, supplemen herbal belum semuanya tunduk pada pengawasan standar ilmiah dan tidak diatur secara ketat sebagai obat. Hanya beberapa jenis supplemen saja yang terdaftar dan lolos uji dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Produk yang berlabel natural tetapi mempunyai khasiat penyembuhan dapat menyebabkan hal yang serius jika salah dalam penggunaannya. Jadi, sebelum mengkonsumsinya, ada baiknya untuk melakukan investigasi dari manfaat dan efek samping sebelum membelinya. Disarankan untuk mendiskusikan ke dokter sebelum membeli, terutama bagi penderita penyakit jantung akut, ibu hamil dan menyusui serta pasien yang baru menjalankan operasi. 


1. Periksa nama supplemen dan perusahan pembuat atau distributor. Nama perusahaan pembuat supplemen dapat menjadi patokan dasar dari kualitas produk yang hendak dikonsumsi. Selain itu, akan berguna untuk menyampaikan klaim terkait dengan efek dari mengkonsumsi produk.

2. Daftar komposisi supplemen yang lengkap. Pastikan semua bahan yang digunakan aman untuk dikonsumsi, terutama bagi penguna yang alergi pada bahan-bahan tertentu. Untuk mendapatkan informasi bahan mana yang aman dikonsumsi, dapat menghubungi Dinas Kesehatan, BPOM, dokter atau tenaga medis yang terpercaya dan mempunyai pengetahuan herbal yang baik.
 
3. Aturan pakai dan masa kadaluarsa supplemen. Aturan pakai sangat penting untuk mengatur dosis yang aman bagi tubuh. Yang perlu diingat adalah mengkonsumsi lebih banyak supplemen dari dosis yang dianjurkan tidak selamanya akan mempercepat proses penyembuhan. 
 
4. Untuk seseorang yang mempunyai masalah kesehatan tertentu atau ibu hamil dan menyusui, disarankan untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter. Dalam beberapa kasus, dokter akan melarang penggunaan obat dengan supplemen herbal atau mengkonsumsi lebih dari satu supplemen bagi penderita yang mempunyai penyakit beresiko tinggi.
 
5. Mencatat supplemen apa saja yang dikonsumsi. Gunakanlah hanya satu jenis supplemen untuk mengetahui efektifitasnya. Buat catatan terhadap jenis dan nama supplemen, dosis yang digunakan, lama masa penggunaan, dan efek yang dirasakan oleh tubuh. 
 

Yang terpenting adalah jangan terlalu percaya dengan marketing produk dan tanyakan kepada dokter atau ahli herbal tersertifikasi jika ada kandungan yang tidak dimengerti. Menjadi konsumen yang pintar tidak hanya menguntungkan secara ekonomis tetapi juga melindungi kesehatan tubuh dari ancaman yang merugikan.

Definisi Tanaman Herbal dan Manfaatnya



Yang dimaksud dengan tanaman herbal adalah jenis tanaman yang mempunyai potensi untuk meringankan gejala hingga menyembuhkan penyakit dengan dosis dan cara pengolahan tertentu. Jenis tanaman pun beragam, mulai dari tanaman sayur-sayuran, buah-buahan, rempah-rempah hingga tanaman yang biasa menghiasi taman. Tetapi, banyak alasan mengapa banyak orang belum mau memanfaatkan tanaman sebagai alternatif pengobatan dari keluhan sakit yang mereka derita. Selain dari hasilnya yang tidak terasa langsung setelah mengkonsumsi, kurangnya informasi mengenai jenis tanaman, khasiat dan cara mengkonsumsinya menjadi faktor yang sangat mempengaruhinya.

Setelah itu, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah ramuan tanaman herbal itu aman untuk dikonsumsi? Dan apakah ada efek samping saat mengkonsumsinya? Banyak klaim yang menyatakan bahwa obat herbal itu aman, tetapi kondisi tersebut sangat tergantung dari seberapa banyak mengkonsumsinya dan bagaimana cara mengolahnya sebelum dikonsumsi. Jika menggunakan obat herbal yang telah diproduksi massal, seperti berupa kapsul atau serbuk, sering kali jarang yang menggunakan standar produksi sehingga kualitas produk dan efektivitasnya tidak sama dan tidak tetap. Setiap produk obat herbal akan mempunyai kandungan ekstrak yang berbeda dari jenis satu ke jenis  lainnya dan beberapa jenis menggunakan bahan campuran lainnya. Selain itu, jaminan alami/natural tidak selalu berarti aman untuk dikonsumsi. Banyak bahan alami dapat memiliki efek samping yang sangat berbahaya jika mereka digunakan dalam jumlah yang besar atau jika mereka menggabungkannya dengan suplemen lain atau dengan obat-obatan rekomendasi dokter.

Bagian yang digunakan dapat berupa keseluruhan tanaman atau hanya bagian tertentu dari daun, batang, akar, bunga atau buah. Cara penggunaannya juga beragam, dapat dikonsumsi langsung dengan keadaan segar atau diolah dahulu. Pengolahannya dapat direbus, ditumbuk dan diambil sarinya, atau dikeringkan dahulu lalu digodok. Untuk beberapa kasus penyakit yang dapat disembuhkan dari luar, tanaman herbal dapat ditumbuk lalu dioles atau digosokkan pada bagian yang sakit. Dengan merujuk dengan ramuan yang telah dikenal baik, pengolahan dapat dicampurkan dengan jenis tanaman herbal lainnya, seperti madu untuk menyeimbangkan rasa pahit.

Sangat dianjurkan untuk mencari informasi lebih lanjut untuk membuat ramuan dengan menggunakan gabungan berbagai jenis tanaman herbal dan mencatat dosis dan efek yang dirasakan oleh tubuh saat mengkonsumsinya

Sunday, October 5, 2014

Improving Your Garden’s Ecological Credentials – Where Do I Start?

(Notes from Books #2)

The benefits of sustainable garden:
1. It must capture the carbon emissions.
2. It can moderate the urban climate.
3. It can promote health and well-being.
4. It can reduce energy consumption.

To gain those benefits, gardeners can start with simple steps to make it happen. They can:
1. reduce water waste
2. prevent water pollution
3. minimize yard waste
4. choose sustainable building material
5. stop digging
5. put the right plant in the right place
6. plant a tree
7. make room for wildlife
8. grow your own

Basic principles to build whole-system thinking in your garden
1. use the waste hierarchy: the more efficient the use of resources, the more sustainable the practice is. Consider to reuse, re-purpose, and recycled the used of material.
2. design construction for disassemble:
3. think in terms of product life cycle: calculate the embodied energy, the energy returned on energy invested of a building material over its life cycle.
4. choose local materials: think its availability, the cost, and the energy required to bring it on-site.
5. Treat water and waste as a resource

(Book: High-Impact, Low-Carbon Gardening. Alice Bowe. P.13-47)

Thinking Scientifically: Using the Five Steps of Critical Thinking to Evaluate Survey Data

(Notes from Books #1)

1. What am I being asked to believe or accept?
2. What evidence supports this position?
3. Are there other ways this evidence could be interpreted?
4. What other evidences would I need to evaluate these alternatives?
5. What are the most reasonable conclusion?

(Book: Discovering Psychology: the Science of Mind. John T. Cacioppo & Laura A. Freberg. P.50-51)

Friday, October 3, 2014

Perkembangan Konsep Pertanian Perkotaan

Urban Farm Series: #1

Bergesernya tren penggunaan ruang luar pada tempat tinggal menandakan adanya peningkatan kesadaran akan pemenuhan kebutuhan bahan makanan secara mandiri dalam satu keluarga. Ruang hijau tidak lagi menjadi taman yang indah dengan berbagai jenis dan disain taman ornamental, tetapi sudah mulai menggunakan jenis tanaman yang dapat dikonsumsi. Tidak hanya di desa, masyarakat di perkotaan pun mulai menyadari arti pentingnya sumber makanan sehat dan jelas asal usulnya. Hal tersebut memicu berkembangnya konsep pertanian perkotaan (urban farming) di masyarakat.   

“An urban farm is an intentional effort by an individual or a community to grow its capacity for self-sufficiency and well-being through the cultivation of plants and/or animals” (Hanson & Marty, 2012)



Konsep pertanian perkotaan pun semakin menarik saat masyarakat kota mulai menyadari bahwa ukuran area yang diperlukan tidak lagi seluas pertanian konvensional pada umumnya. Berbagai macam teknik pemberdayaan area sempit di sekitar pemukiman mulai dipelajari dan dipraktekkan dengan serius. Contohnya verticulture, aquaculture, taman vertikal dan masih banyak lainnya. Hasilnya pun tidak mengecewakan. Selain panen digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri, juga dapat menjadi sumber pemasukan tambahan bagi keluarga dari hasil penjualannya.
 
Lebih jauh lagi mengenai konsepsi ini, pertanian perkotaan berkembang tidak hanya di area privasi tinggi seperti taman rumah tinggal tetapi dapat menggunakan ruang publik yang tidak dikelola dengan intensif. Di Denver, Amerika Serikat, area pertanian perkotaan digunakan untuk penyediaan pekerjaan dan terapi bagi para tuna wisma. Dengan bantuan dari pemerintah daerah dan komunitas taman serta menggunakan konsep organik, beberapa tanaman bumbu dan sayur seperti mentimun dan strawberies diharapkan dapat menambah ilmu bagi para tuna wisma. Fungsi baru ini merupakan bagian dari urban farm movement, dimana kebun tidak hanya untuk kebutuhan keluarga sendiri tetapi sebagai ruang untuk berbagi dengan yang lain. 

Sementara itu, di Queensland, Australia, pemanfaatan lahan kosong publik untuk pertanian perkotaan dimanfaatkan dengan baik oleh penghuni di sekitarnya dan membentuk komunitas-komunitas taman. Tidak hanya para manula yang sudah pensiun tetapi juga kaum muda yang sengaja datang, bekerja di petak lahannya sambil bersosialisasi dengan yang lainnya. Tidak jarang hasilnya mereka olah bersama-sama dan dijual di pasar pertanian lokal yang terdekat. Contohnya adalah saat musim panen buah Rosella atau Roselle Plant (Hibiscus sabdariffa), para anggota komunitas membuat selai dari hasil panen. Setelah dikemas menarik, hasil tersebut dijual kepada keluarga sekitar taman atau dipasarkan di pasar pertanian mingguan terdekat. Hasilnya mereka gunakan untuk perbaikan fasilitas kebun atau pembelian bibit baru. Bahkan di beberapa tempat seperti di West End, salah satu distrik Kota Brisbane, para anggota komunitas bersedia membayar sewa petak lahan di area publik hanya untuk menyalurkan hobi berkebun sayur dan buah. 

Di Edogawa Tokyo, Jepang, lahan sempit di area publik juga tidak luput dari pengembangan pertanian perkotaan. Dengan mengadopsi konsep rumah kaca, dibuatlah sebuah bangunan mungil dari plastik khusus yang isinya rak tanaman sayuran yang ditanam dengan sistem hidroponik dan lampu led yang baik digunakan sebagai pengganti fungsi sinar matahari pada tanaman. Dengan kondisi yang terjaga baik, hasil tanaman yang dipanen dapat langsung dimakan dan dapat dipanen di segala musim. Walaupun luasannya terbatas, ternyata hasil panennya dijual kepada sebuah rumah makan di dekatnya secara berkala. Selain itu, bentuk rumah kacanya yang unik bahkan terlihat menyatu dengan area taman yang minimalis dan menjadi penyemarak di tengah Kota Tokyo yang padat.

Dari berbagai contoh diatas, jenis tanaman yang dibudidayakan juga sangat beragam. Umumnya adalah berbagai jenis buah-buahan dan sayuran yang mudah dirawat. Lebih spesifik, jenisnya akan tergantung dari pola makan keluarga yang bersangkutan. Untuk sayuran, contoh umumnya adalah Mentimun (Cucumis sativus L.), Tomat (Solanum lycopersicum syn), Cabai (Capsicum annuum L.), Bayam (Amaranthus spp.), dan Selada (Lactuca sativa). Untuk jenis buah-buahan, sangat tergantung pada luasan areanya. Jika cukup besar dapat memilih jenis tanaman buah yang berkarakter besar seperti Mangga (Mangifera indica). Tetapi jika areanya terbatas, dapat memilih jenis buah seperti Strawberri (Fragaria × ananassa). Selain itu, tanaman bumbu seperti Seledri (Apium graveolens), Mint (Mentha aquatica ) dan lainnya juga menjadi pilihan favorit.

Berdasarkan definisi diatas, selain tanaman juga terdapat jenis hewan kecil tertentu yang dapat dipelihara seperti Ayam. Contoh lainnya, di Brisbane, Australia pemeliharaan lebah madu di area perkotaan cukup menjadi tren baru. Dengan menyediakan sarang untuk lebah di atas bangunan mereka, sekumpulan lebah madu dipelihara dan mereka dapat mencari makan di area taman rumah di sekitarnya. Hasil madunya digunakan sebagai pengganti gula konvensional agar dapat menekan laju perkembangan penyakit diabetes. Tren ini disambut dengan baik oleh pemerintah daerah dengan memfasilitasi pemberian ilmu bagi para pencinta pertanian perkotaan tentang bagaimana memelihara lebah madu rumahan yang aman dan bagaimana cara pengelolaannya setelah panen di perpustakaan publik terdekat di tiap kotanya. 

Oleh karena itu, konsep pertanian perkotaan tidak hanya mempunyai cakupan taman rumah perkotaan yang relatif lebih kecil, tetapi dapat diterapkan dalam konsepsi komunitas di suatu lingkungan perumahan. Hasilnya, bukan saja mempunyai sumber makanan yang sehat dan tambahan pemasukan bagi keluarga, tetapi juga dapat mempererat hubungan antar anggota dan tetangga yang mana sangat sulit dilakukan di area pemukiman perkotaan. (MS)


Sumber:

Hanson, D. & Marty, E. 2012. Breaking Through Concrete: Building an Urban Farm Revival. University of California Press, Ltd. United State of America.