Wednesday, July 21, 2010

Merealisasikan Ide Taman Kecil dengan Biaya Ringan

Di jaman yang serba mahal ini, segala pengeluaran haruslah benar-benar terencana dengan efektif dan efisien. Selain itu, luas lahan pada bangunan tempat tinggal juga semakin terbatas. Oleh karena itu, bagi para pemilik rumah harus benar-benar cermat dalam mewujudkan sebuah taman kecil dengan biaya yang terbatas.

Kehadiran taman pada sebuah rumah mempunyai banyak manfaat jika taman tersebut benar-benar direncanakan dengan baik. Walaupun taman hanya sebatas sebagai keperluan tersier, dengan sedikit kreatifitas dan waktu luang dari pemilik rumah untuk membuatnya sendiri, mewujudkan sebuah taman yang indah tidak lagi menjadi impian.

Bermain Kreatif dengan Kombinasi Ide dan Elemen Taman yang Murah

Disain yang bagus bukan hanya terletak pada penggunaan elemen taman yang mahal harganya. Umumnya banyak yang berpendapat bahwa taman indah itu adalah perasaan nyaman yang dihasilkan dari kombinasi yang serasi antara sinar matahari, sirkulasi udara yang baik, daerah naungan, kombinasi warna dan suara alam lainnya seperti percikan air atau kicauan burung. Untuk lahan yang relatih kecil ini, pilihlah disain yang sederhana dengan material dan elemen disain yang praktis dan murah serta dapat dilakukan sendiri dengan waktu yang bertahap.

Untuk menentukan fungsinya, akan lebih bermanfaat jika menyelaraskannya dengan ruangan yang ada di dekatnya atau ruang rumah dengan jendela atau pintu yang menghadap ke taman tersebut. Taman tersebut dapat menjadi perpanjangan ruang santai dari ruang duduk di rumah atau sebagai tempat hobi dan tanaman koleksi. Bagi pencinta hewan, lokasi tersebut dapat juga menjadi tempat memeliharanya, seperti kolam ikan atau sangkar burung.

Bagi yang sibuk dan tidak banyak waktu untuk mengurus taman, dapat mengambil ide taman yang praktis dan minimalis. Dengan menempatkan satu pohon rindang di satu sudut taman, meletakkan kursi kayu bekas di bawah pohon tersebut, dan menanam sudut-sudut taman dengan tanaman semak dan menanam tanaman merambat pada dinding/pagar, sudah cukup untuk menjadi fokus ide pada taman tersebut. Lalu dengan memberikan aksen warna pada titik-titik tertentu, baik dari warna bunga atau daun, atau cat pada kursi menjadi area tersebut lebih menarik.

Jika keluarga tersebut mempunyai hobi memasak makanan sehat, area kecil tersebut dapat diubah menjadi taman sayur dan obat-obatan tanpa terlihat berantakan dengan tumpukan pot berbagai ukuran dan membosankan. Gunakan pola tanam yang mudah diakses, contohnya adalah lingkaran dengan dua garis melintang melalui titik pusat lingkaran menghubungi tiap sisi taman. Garis melintang tersebut dapat difungsikan sebagai jalan untuk menjangkau tanaman di bagian tengah lingkaran. Untuk penanaman, gunakan perkiraan waktu panen yang berbeda, sehingga tiap saat dapat memetik hasil kebun sendiri dan mencegah area tanam yang kosong terlalu banyak.

Dari ide dan jenis aktivitas sudah kita dapati, maka langkah selanjutnya adalah memilih bahan dan tanaman yang murah. Lihatlah kembali bahan-bahan apa saja yang ada di rumah dan disekitar lingkungan rumah. Bahan tidak selamanya harus dibeli, akan lebih baik jika kita dapat mengolah barang-barang sisa atau bekas yang ada di rumah untuk mengisi taman. Perhatikan pula tanaman apa saja yang sudah ada. Pilihlah mana yang dapat digunakan, dipangkas, dipindahtempatkan dan dibuang.

Contohnya adalah pada pembuatan taman kecil yang berfungsi sebagai tempat duduk santai. Tentukan area yang ternaungi atau berpotensi ternaungi untuk menjadi fokus utama taman tersebut. Bisa saja terletak pada daerah terusan kemiringan atap atau area yang menghadap ke utara atau selatan. Untuk membuat naungan/pergola sederhana, dapat menggunakan material yang murah dan mudah diproses seperti bambu. Lalu untuk mempercantiknya, dapat ditanami dengan jenis tanaman merambat yang cepat tumbuh dan murah, seperti tanaman Nona Makan Sirih bunga putih (Clerodendron thomsoniae) atau Lonicera bunga krem dan wangi (Lonicera japonica).

Area pagar sebagai pembatas area dan membuat suasana lebih privasi dapat dibuat dengan harga yang murah, yaitu dengan kombinasi material bangunan murah dan tanaman yang cepat tumbuhnya. Tanaman Bougenvile (Bougenville sp) kerap kali dipilih menjadi tanaman penghias pagar karena sosok tanaman yang mudah dan cepat sekalit tumbuh, berbunga indah serta mempunyai duri sehingga dapat berfungsi sebagai pengaman tambahan bagi rumah. Selain itu tanaman teh-tehan dan bambu juga menjadi pilihan yang cukup dinikmati. Hindari pengunaan rumput berlebihan, terutama di area naungan pohon karena pertumbuhan rumput tidak optimal. Akan lebih baik jika menggunakan batu kerikil yang halus untuk memudahkan dalam perawatan dan menjaga permukaan tanah tetap dapat menyerap air.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengolahan tanah agar benar-benar sehat dan cocok sebagai media tanam. Tanah dapat digemburkan dahulu dan diberikan kompos serta pupuk. Walaupun harga beli kompos hasil rumahan cukup murah, kita dapat membuat kompos sendiri dari pengumpulan dan pengolahan sisa-sisa daun kering dari sekitar lingkungan perumahan. Untuk pupuk, dapat digunakan pupuk kandang dengan kualitas baik. Setelah diolah, biarkan tanah beberapa saat untuk memperbaiki aerasi tanah juga untuk melihat apakah terdapat bibit gulma yang menggangu. Jika ada, cabutlah hingga bersama akar-akarnya.

Bersantai sambil Merawat Taman

Kunci yang utama agar taman mungil kita selalu indah adalah dengan menjaga taman selalu bersih dari sampah dan kotoran daun-daun yang gugur. Untuk membersihkannya dapat dilakukan dengan membiasakan diri mengambil sampah yang terlihat disetiap kita melintasinya.
Dengan membiasakan diri untuk memilah sampah yang ada, sisa daun dapat didaur ulang menjadi kompos dengan peralatan yang sederhana. Hasil kompos tersebut dapat digunakan kembali pada taman tersebut sehingga menghemat pembelian kompos bahkan dapat membuat struktur tanah semakin baik dan kaya akan bahan organik.

Gunakanlah bahan-bahan yang ada dan dihasilkan dari kegiatan sehari-hari. Untuk merangsang pembungaan, pupuk bunga dapat digantikan dengan larutan mecin yang biasa digunakan pada saat memasak. Bahkan air bekas cucian beras yang kaya akan vitamin B1 dapat membuat taman selalu tampil sehat.

Hal diatas dapat berlaku juga pada proses penanggulangan hama dan penyakit tanaman, dimana tidak selamanya memerlukan pestisida yang cukup mahal harganya. Dengan penanganan yang rutin dan teratur, serangan hama pada tanaman dapat ditanggulangi dengan bahan-bahan sederhana dari dapur kita sendiri. Sebut saja, air bawang putih yang disiramkan pada tanaman yang terkena kepik putih dan semut, dengan penyiraman yang teratur, dapat mengurangi populasi hama bahkan menyembuhkan jika dilakukan pada saat awal-awal penyerangan.

Contoh-contoh diatas merupakan sedikit cara yang dapat dilakukan untuk menghemat biaya pemeliharaan. Kuncinya adalah melakukannya dengan rutin dan teratur serta memperkaya diri dengan informasi yang berguna. Oleh karena itu, bagi siapapun, mempunyai taman yang indah tidaklah menjadi mimpi bukan?

Mengatasi Masalah Fungi (Jamur) pada Tanaman Hias

Umumnya, kita melakukan pemberian pestisida pada saat tanaman telah terjangkit hama dan penyakit. Padahal, kegiatan yang paling efektif adalah pencegahan sehingga tanaman tidak rawan terhadap satu penyakit. Hal ini sangat berlaku pada masalah fungi pada tanaman.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ternyata sangatlah mudah. Selain menghindari dan mencegah kondisi yang memacu pertumbuhan fungi, kita dapat menyemprotkan fungisida dengan tujuan pencegahan secara teratur. Karena rutinitas tersebut, penggunaan fungisida organik sangatlah disarankan dari pada menggunakan jenis fungisida sintetis buatan pabrik yang mengandung banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kita, tanaman bahkan serangga-serangga yang menguntungkan bagi lingkungan. Dengan penggunaan bahan organik, kita dapat turut serta mengurangi tingkat kerusakan pada lingkungan.

Jika serangan telah cukup parah, pemberian fungisida dilakukan secara intensif dan umumnya menggunakan dosis yang lebih banyak dari pada tindakan pencegahan. Untuk produk fungisida buatan pabrik, biasanya terdapat dosis yang disarankan yang tertera pada label produk sesuai dengan jenis kegiatan penyemprotan.

Mengenal Kondisi Rawan Fungi

Kondisi yang menunjang bagi pertumbuhan fungi, pada umumnya adalah lembab/basah dan hangat serta lama dalam kondisi suhu udara yang rendah. Kadang kala, kondisi naungan yang tertutup juga dapat menyebabkan kondisi lebih lembab. Dengan buruknya sirkulasi udara di sekitar tanaman, akan memacu pertumbuhan fungi hingga tahap serangan yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman.

Hal tersebut dapat pula terjadi pada media tanam. Kurangnya lubang pada wadah/pot serta jenis media tanah yang menyimpan air lebih lama, dapat membuat kondisi media menjadi relatif lembab dalam waktu yang lama. Kondisi tersebut memacu pembusukan pada akar dan mengganggu pertumbuhan daun muda hingga lebih kecil dari seharusnya.

Gejala Serangan Fungi

Gejala yang mudah ditemukan adalah terdapat spot hitam pada pemukaan daun. Disekeliling spot akan berwarna kekuningan yang lama kelamaan akan menjadi lunak serta basah. Setelah itu daun akan membusuk dan mati. Gejala lainnya adalah terlihatnya lapisan putih seperti bedak di permukaan daun/batang tanaman. Bahkan gejala serangan semakin parah pada saat udara kering.

Akar dan batang tanaman juga rawan menjadi target serangan fungi. Serangan pada umumnya terjadi bila terdapat luka yang langsung bersentuhan dengan kondisi lembab dalam jangka waktu yang lama sehingga akar atau batang menjadi basah dan busuk. Gejala pada media tanam yang terkena fungi adalah terdapatnya spot putih di permukaan media atau bahkan tumbuh fungi yang mudah dilihat oleh mata.


Pada buah, akan terlihat warnanya berubah dari aslinya. Lama kelamaan akan menjadi coklat dan membusuk. Sedangkan pada bunga, umumnya selain terlihat lapisan putih, bunga akan gagal berkembang dan mati.

Langkah Pertama dalam Mengatasi Serangan Fungi

Langkah pertama yang dilakukan adalah memetik daun yang terkena serangan. Batang atau akar yang mulai terlihat busuk, hendaknya dipangkas dan luka hasil pangkasan ditutup dengan bubuk anti jamur seperti Dithane45. Hasil daun, batang atau akar yang dipetik, hendaknya dibuang jauh-jauh. Hindari pembuatan kompos dengan bagian tanaman yang terkena fungi karena spora fungi tidak mati pada proses pembuatan kompos.

Kurangilah menyiram tanaman terutama jika telah terlalu sore dan udara lembab. Penyiraman sangat baik dilakukan pada pagi hari. Penyiraman juga dikurangi pada saat musim hujan datang. Selain itu, lakukanlah penyiraman hanya pada media tanam, tidak di keseluruhan bagian tanaman.

Gantilah media tanam jika mulai terdapat fungi yang tumbuh. Gunakan campuran media yang remah dan dominan pasir malang yang berongga sehingga tidak menyimpan air siraman dalam jumlah yang banyak.

Hindari pemberian pupuk berlebih pada tanaman yang terkena fungi. Pemberian nitrogen pada tanaman akan memacu pertumbuhan daun muda yang menjadi daya tarik fungi untu menyerangnya. Lebih disarankan untuk penggunaan pupuk yang lambat urai sehingga tanaman tetap dapat mendapatkan pupuk secukupnyBolda.

Pemberian Fungisida

Pemberian fungisida dilakukan bersamaan setelah tindakan pertama diatas telah dilakukan dan mencegah serangan mencapai tingkat cukup parah. Untuk praktisnya, kita langsung menggunakan jenis fungisida kimiawi yang banyak dijual di toko pertanian. Tetapi dalam proses aplikasinya, harus berhati-hati, sesuai dengan dosis dan petunjuk pemakaian yang tertera pada label produk.

Jenia bahan aktif yang umumnya digunakan pada fungisida kimiawi adalah captan, chlorothalonil, ferbam, calcium polysulfides, myclobutanil (fungisida sistemik), benomyl (fungisida sistemik), propiconazole, dan thiophanate methyl (fungisida sistemik). Merek dagang yang biasa digunakan adalah Hi-Yield Bordeaux Mix, Bonide Captan 50W, Hi-Yield Captan 50% WP, Ortho Garden Disease Control (Daconil 2787), Bonide Mancozeb Flowable with Zinc, Hi-Yield Maneb Lawn and Garden Fungicide, Ferti-lome F-Stop Granular Fungicide, Bayer Advanced All-in-One Rose & Flower Care, Green Light Fung-Away Systemic Fungicide, dan lain sebagainya.

Fungisida Organik

Ternyata, berdasarkan studi dari bahan kimiawi yang digunakan pada produk kimiawi, bahan-bahan organik yang ada disekitar kita juga dapat digunakan sebagai bahan fungisida alternatif yang relatif aman bagi pribadi dan populasi binatang yang ada di sekitar tanaman. Selain itu, dengan menggunakan bahan organik, kita dapat mengurangi dampat negatif dari produk kimiawi terhadap lingkungan. Selain itu, bahan-bahan tersebut mudah ditemukan dan murah harganya.

Berikut contoh dari sebagian bahan-bahan organik tersebut:
Cuka dari buah apel, sangat baik untuk digunakan pada penyakit spot pada daun dan bubuk mildew/bubuk putih.
Larutan baking soda (sodium bicarbonate), untuk penyakit spot pada daun, bubuk mildew/bubuk putih, dan anthracnose.
Air teh Chamomile, sangat baik digunakan pada seedling untuk mencegah damping off.
Kompos daun teh, baik untuk seluruh jenis tanaman untuk memperbaiki struktur media tanam.
Air bawang putih, untuk penyakit bercak/spot daun, bubuk mildew/bubuk putih serta beberapa serangga merugikan.
Larutan susu, untuk penyakit bercak daun dan bubuk mildew/bubuk putih.

Untuk pembuatan larutan, dosis yang digunakan harus dicoba terlebih dahulu pada tanaman karena tergantung dari tingkat serangannya. Ada baiknya jika digunakan dosis yang rendah dahulu, yaitu sekitar 1 sendok teh per 1 atau 2 liter air, lalu disemprotkan pada tanaman. Untuk pembuatan larutan susu, perlu diperhatikan dosis yang digunakan, yaitu maksimal gunakan satu bagian susu dibandingkan dengan 10 bagian air. Jika masih ada, kita dapat meningkatkan dosisnya lalu lakukan penyemprotan kembali. Tetapi perlu diingat agar tidak terlalu berlebihan agar daun dan tanaman tidak dirugikan.

Selamat Berkebun.