Siapa yang tidak mengenal tanaman bambu? Mulai dari kegunaannya sebagai tanaman hias dalam taman hingga pemanfaatan bagian tanaman sebagai elemen interior dan eksterior, kerap kali mudah kita jumpai di sekitar kita.
Karakteristik Tanaman Bambu
Walau pada umumnya relatif mudah dibedakan dari tanaman lainnya, tanaman bambu ternyata merupakan jenis tanaman yang cukup banyak jenisnya, yaitu sekitar 92 genus dengan 1000 spesies jenis yang sudah teridentifikasi. Sebagai salah satu jenis tanaman yang mudah tumbuh dan dipelihara, Bambu merupakan tanaman yang cepat dalam pertumbuhannya. Berdasarkan referensi dari sebuah hasil peneltian di Jepang, tanaman bambu yang ditanam di tanah yang subur dan iklim yang sesuai dengan jenisnya, akan tumbuh 47,6 inchi dalam 24 jam. Untuk kondisi yang relatif sesuai, dapat tumbuh berkisar minimal 30 cm per 24 jam. Oleh karena ini, setidaknya dibutuhkan waktu selama dua bulan untuk melihat apakah tanaman bambu tumbuh baik atau tidak.
Secara garis besar, tanaman bambu dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu jenis merumpun dan menjalar (runners). Untuk jenis merumpun inilah yang banyak menjadi tanaman penghias taman rumah atau perkantoran. Sosoknya yang rimbun dikarenakan oleh anakan baru tidak tumbuh terlalu jauh dari induk tanaman. Untuk golongan menjalar, tanaman akan menjadi terlalu rimbun dan menyebar cukup luas. Hal ini disebabkan oleh tumbuhnya anakan baru yang relatif jauh jaraknya dari induknya. Umumnya jenis ini jarang digunakan pada taman dengan luas area yang sempit, karena penyebarannya yang relatif cepat dan akan mengganggu keberadaan tanaman atau bangunan taman disekitarnya. Dan jenis ini pula yang umumnya dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan produk-produk interior atau produk kerajinan.
Jenis tanaman bambu yang sering kita jumpai pada taman adalah .Bambu Jepang (Phylliastachis aurea) yang biasanya digunakan sebagai pagar atau tanaman penahan angin,, Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) yang umumnya digunakan sebagai tanaman penutup dinding dan aksen warna kuning pada taman, Bambu Daging(Bambusa venticossa) yang digunakan sebagai tanaman penahan erosi dan penghasil batang bambu besar untuk kerajinan, Weeping Willow (Salix babylonica) yang berasal dari Cina dan bisanya ditanaman di area pinggir sungai serta Bambu Jepang/Bambu Hoki (Dracaena sanderiana) yang biasanya dijadikan tanaman hiasan meja untuk mendatangkan hoki jika diletakkan di sudut ruangan.
Dari bagian bambu yang perlu diperhatikan adalah pada sisik pelepah batangnya atau duri-duri daunnya harus diwaspadai jika terkena kulit. Umumnya sisik dan duri tersebut dapat menyebabkan gatal atau alergi. Maka, jangan lupa menggunakan sarung tangan saat berkebun atau cucilah tangan dengan sabun jika terkena sisik dan duri tersebut.
Banyak Manfaat dari Bambu
Bambu dalam taman mempunyai cukup banyak manfaat. Selain kesan asri dan nyaman pada tanaman bambu yang rimbun, tanaman ini dapat berfungsi sebagai pagar hidup rumah, pengontrol erosi tanah, penyimpan air, pemecah angin kencang, hingga kegunaan lainnya yaitu dipercaya dapat menyembuhkan sakit dan mendatangkan rejeki yang baik. Selain itu kehadiran tanaman bambu dapat meningkatkan kualitas taman dengan menempatkannya sesuai dengan kaidah zen.
Fungsi yang ada akan sangat terkait dengan jenis tanaman yang digunakan. Sebagai tanaman pagar, tanaman ini dapat bertahan cukup tahan lama, yaitu berkisar 15-20 tahun dan setelah itu tanaman dapat diregenerasikan ke tanaman yang lebih muda. Fungsi lainnya yang mulai dikembangkan adalah dengan membuat pupuk kompos dari cacahan daun bambu dan cocok untuk media tanaman hias dalam pot.
Banyak pendapat bahwa jenis tertentu tanaman bambu yang besar dan merumpun, kerap kali diidentikkan dengan kehadiran makhluk halus dan menyeramkan. Tetapi kadang kala sosoknya yang rimbun sering dianggap menjadi sarang ular atau binatang lainnya. Dilihat dari pengaruh energi yang ada, pada umumnya tanaman bambu berpengaruh baik jika ditanam di halaman depan rumah, dan diletakkan di sebelah kiri saat memasuki rumah. Kehadiran bambu tersebut ternyata dipercaya dapat menjaring energi negatif yang datang dari luar sehingga energi positif saja yang masuk ke dalam rumah. Jenis tanaman bambu yang direkomendasikan untuk digunakan adalah jenis Bambu Kuning (Bambusa vulgaris) yang dipercaya dapat menetralisir energi negatif dan penghalang datangnya santet. Selain itu juga untuk mendatangkan rejeki dan kesehatan bagi pemilik rumah.
Tips Penanaman dan Pemeliharaan
Bambu merupakan jenis tanaman yang mudah perawatannya dan menyenangi area yang mempunyai sinar matahari penuh atau sedikit naungan. Sebagian kecil ada yang menyenangi daerah naungan. Sebagian besar bambu tidak tahan terhadap kekeringan, tetapi hidup optimal pada tanah yang remah dan mudah dilalui air. Pemupukan yang dilakukan relatif mudah dengan jenis pupuk yang mudah didapat. Umumnya hanya dengan pupuk NPK seimbang dengan sesekali diselingi dengan jenis pupuk yang kaya akan unsur Nitrogen, dapat diberikan 2-4 kali dalam setahun. Akan lebih baik lagi jika jenis pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk lambat urai (slow release).
Untuk kegiatan perawatan lainnya, penyiangan terhadap gulma yang berkompetisi dengan tanaman bambu dapat dilakukan minimal sekali dalam 1-2 bulan. Untuk menekan pertumbuhan gulma juga dapat dengan tidak menyiangi daun bambu yang berguguran, selain itu kandungan silika yang ada di daun dapat digunakan oleh pertumbuhan tanaman dikemudian hari.
Untuk penanganan hama dan penyakit tanaman, daun yang terkena penyakit dapat dibuang dan dipisahkan dari yang sehat. Serta untuk menekan tingkat penyerangan, berikanlah pestisida sesuai dengan dosis dan tata cara perlakuan yang disarankan.
Hal penting untuk dilakukan dalam menanam bambu adalah memberikan ring kawat pada bola akar agar pertumbuhannya tidak menjalar terlalu jauh. Diameter ring kawat dapat sejauh minimal setengah meter dari batang bambu terluar sehingga tersedia tempat untuk pertumbuhan tunas baru. Setelah cukup padat, lakukanlah penjarangan tanaman dengan cara pemisahan anakan.
Yuk kita mulai berkebun.
Catatan: Aritikel ini dibuat dan diterbitkan oleh Majalah ASRI 2009
Thursday, July 7, 2011
Kesan Natural pada Taman Rumah
Taman dapat menjadi sebuah miniatur alam di dalam sebuah kota yang padat. Walaupun kadang kehadiran hanya dianggap sebagai pelengkap sebuah bangunan, kadang kala kehadiran taman menjadi pusat perhatian dan penyegar ditengah-tengah dominasi beton dan kaca.
Kehadiran hijaunya tanaman menjadi simbol sebuah kesan natural jika diletakkan baik di dalam ataupun luar ruangan. Baik jumlahnya hanya sebuah tanaman dalam pot (berupa bonsai), ataupun sekumpulan tanaman yang menjadi sebuah taman. Lalu bagaimana agar kesan natural itu semakin terasa?
Di alam bebas, berbagai jenis tanaman hidup bebas bersama seakan-akan alam yang mengaturnya. Tidak adanya campur tangan manusia, berbagai jenis tanaman tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, jika dengan mencontoh disain alam tersebut dan memberikan sedikit sentuhan seni dan kejelian seorang perencana taman, oase alam kecil tersebut dapat dipindahkan ke dalam sebuah taman di lingkungan rumah.
Disain fasade rumah juga perlu diperhatikan. Sebenarnya, masalah utama bukan terletak pada disain fasade bangunan yang ada, tetapi pada ide kreatif seorang perencana taman untuk dapat menyatukan antara disain arsitektur rumah dengan ruang luar bangunannya. Tetapi akan sangat mendukung bila disain fasade bangunan juga mempunyai tema senada dengan tema taman yang akan dibuat. Contohnya fasade bangunan yang mempunyai dinding yang mengekspos susunan batu bata tanpa dilapisi semen, akan terlihat menyatu dengan taman bergaya natural.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah faktor iklim lingkungan sekitarnya dan kondisi tanah. Kedua faktor ini yang akan menentukan jenis tanaman apa saja yang dapat digunakan. Selain dapat tumbuh dengan baik, kesesuaian jenis tanaman yang digunakan dapat memudahkan kegiatan perawatan yang akan dilakukan nanti.
Variasi Komposisi Tanaman
Bentuk tanaman satu dengan yang lainnya sangat berbeda, Perbedaan dapat dilihat dari ukuran tanaman keseluruhan (jenis pohon, semak atau rumput), bentuk daun (bulat besar, kecil atau memannjang), hingga warna pada daun maupun bagian tanaman lainnya (batang dan bunga). Seorang perencana taman yang baik dapat melihat potensi tersebut untuk mengaturnya menjadi sebuah taman yang diinginkannya.
Pohon yang dikombinasikan dengan semak merupakan contoh sederhana yang dapat dilakukan. Tetapi semak yang ada jangan dilakukan pemangkasan pembentukan tanaman seperti topiary karena akan terkesan menjadi kaku. Jika terpaksa melakukan pemangkasan, lakukan hanya untuk membuat kesan lebih bersih.
Pesona bentuk batang juga dapat diekspos untuk menonjolkan kesan natural. Contohnya saja pada tanaman Bambu Kuning yang akan memberikan kesan sejuk dari warna batangnya yang dipercantik dengan daun di tiap ruas batang. Percabangan tanaman Kamboja (Plumeria alba) akan semakin terlihat eksotis pada malam hari jika diberi penyinaran lampu dari bawah. Atau pun pada bentuk batang pada tanaman palem yang tegak lurus dan kokoh.
Selain itu, elemen yang penting diperhatikan adalah kombinasi warna natural yang digunakan, yaitu warna pada daun, batang, bunga hingga elemen taman lainnya. Dominasi warna hijau dan coklat dapat menonjolkan kesan natural. Dengan sedikit aksen dari warna merah dan kuning, yang didapat dari kehadiran bunga, akan memberikan kesan kontras tetapi tetap harmonis. Selain itu, dapat pula ditambah dengan aksen warna abu-abu tua untuk elemen alami lain seperti batu-batuan alam.
Untuk penempatan posisi tanaman pun ditata bercampur antara satu tanaman dengan tanaman yang lainnya. Menciptakan sebuah semak yang tidak sama tinggi dari jenis tanaman yang berbeda, serta tidak sama dalam warna pun dapat dilakukan, bercampur dengan jenis tanaman yang agak tinggi seperti jenis pohon atau palem.
Furniture Taman
Dalam penggunaan furniture taman, elemen kayu dan batu alam juga dapat memperkuat kesan alami asal pengaturannya tidak kaku dan menyatu dengan pengaturan tanamannya. Dengan menghindari pengaturan simetris, kesan natural semakin mudah didapat. Elemen kayu yang dapat digunakan dapat berupa tempat duduk ataupun jembatan hias agar terkesan lebih asri.
Jembatan dapat digunakan untuk badan air yang ada pada taman ataupun hanya sekedar hiasan dengan susunan bebatuan alam di bawahnya. Fungsi area ini juga dapat sebagai cekungan untuk menampung air hujan agar dapat terserap oleh tanah pada musim hujan. Jika berada pada musim kemarau, area ini dapat digunakan sebagai taman bebatuan.
Mudah dalam Perawatan
Kegiatan perawatan pada taman dengan tema natural sama saja dengan perawatan taman pada umumnya. Penyiangan daun yang gugur juga dapat dilakukan hanya jika kondisi sudah sangat kotor, karena pada tingkat tertentu keberadaan daun gugur tersebut dapat memperkuat kesan naturalnya. Jika ada tanaman yang mati atau sakit, segeralah diganti agar tidak merusak pandangan atau tanaman disekitarnya.
Pemupukan pun dapat dilakukan secara berkala dengan memberikan jenis pupuk yang lambat urai. Sesekali dapat digunakan jenis pupuk cair yang disiramkan dengan dicampur oleh pestisida untuk kegiatan pencegahan serangan hama dan penyakit pada tanaman.
Kondisi dominan semak tersebut juga harus diperhatikan agar jangan terlalu padat untuk menghindari keberadaan nyamuk dan hewan lainnya. Jika sudah terlalu padat, lakukan pemangkasan ringan pada dahan atau menjarangkan tanaman dengan memisahkan anakan yang ada.
Inti dari kegiatan perawatan yang dilakukan adalah untuk tetap menjaga taman selalu asri dan bersih. Selamat berkebun.
Catatan: Artikel ini untuk ASRI tahun 2009
Kehadiran hijaunya tanaman menjadi simbol sebuah kesan natural jika diletakkan baik di dalam ataupun luar ruangan. Baik jumlahnya hanya sebuah tanaman dalam pot (berupa bonsai), ataupun sekumpulan tanaman yang menjadi sebuah taman. Lalu bagaimana agar kesan natural itu semakin terasa?
Di alam bebas, berbagai jenis tanaman hidup bebas bersama seakan-akan alam yang mengaturnya. Tidak adanya campur tangan manusia, berbagai jenis tanaman tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, jika dengan mencontoh disain alam tersebut dan memberikan sedikit sentuhan seni dan kejelian seorang perencana taman, oase alam kecil tersebut dapat dipindahkan ke dalam sebuah taman di lingkungan rumah.
Disain fasade rumah juga perlu diperhatikan. Sebenarnya, masalah utama bukan terletak pada disain fasade bangunan yang ada, tetapi pada ide kreatif seorang perencana taman untuk dapat menyatukan antara disain arsitektur rumah dengan ruang luar bangunannya. Tetapi akan sangat mendukung bila disain fasade bangunan juga mempunyai tema senada dengan tema taman yang akan dibuat. Contohnya fasade bangunan yang mempunyai dinding yang mengekspos susunan batu bata tanpa dilapisi semen, akan terlihat menyatu dengan taman bergaya natural.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah faktor iklim lingkungan sekitarnya dan kondisi tanah. Kedua faktor ini yang akan menentukan jenis tanaman apa saja yang dapat digunakan. Selain dapat tumbuh dengan baik, kesesuaian jenis tanaman yang digunakan dapat memudahkan kegiatan perawatan yang akan dilakukan nanti.
Variasi Komposisi Tanaman
Bentuk tanaman satu dengan yang lainnya sangat berbeda, Perbedaan dapat dilihat dari ukuran tanaman keseluruhan (jenis pohon, semak atau rumput), bentuk daun (bulat besar, kecil atau memannjang), hingga warna pada daun maupun bagian tanaman lainnya (batang dan bunga). Seorang perencana taman yang baik dapat melihat potensi tersebut untuk mengaturnya menjadi sebuah taman yang diinginkannya.
Pohon yang dikombinasikan dengan semak merupakan contoh sederhana yang dapat dilakukan. Tetapi semak yang ada jangan dilakukan pemangkasan pembentukan tanaman seperti topiary karena akan terkesan menjadi kaku. Jika terpaksa melakukan pemangkasan, lakukan hanya untuk membuat kesan lebih bersih.
Pesona bentuk batang juga dapat diekspos untuk menonjolkan kesan natural. Contohnya saja pada tanaman Bambu Kuning yang akan memberikan kesan sejuk dari warna batangnya yang dipercantik dengan daun di tiap ruas batang. Percabangan tanaman Kamboja (Plumeria alba) akan semakin terlihat eksotis pada malam hari jika diberi penyinaran lampu dari bawah. Atau pun pada bentuk batang pada tanaman palem yang tegak lurus dan kokoh.
Selain itu, elemen yang penting diperhatikan adalah kombinasi warna natural yang digunakan, yaitu warna pada daun, batang, bunga hingga elemen taman lainnya. Dominasi warna hijau dan coklat dapat menonjolkan kesan natural. Dengan sedikit aksen dari warna merah dan kuning, yang didapat dari kehadiran bunga, akan memberikan kesan kontras tetapi tetap harmonis. Selain itu, dapat pula ditambah dengan aksen warna abu-abu tua untuk elemen alami lain seperti batu-batuan alam.
Untuk penempatan posisi tanaman pun ditata bercampur antara satu tanaman dengan tanaman yang lainnya. Menciptakan sebuah semak yang tidak sama tinggi dari jenis tanaman yang berbeda, serta tidak sama dalam warna pun dapat dilakukan, bercampur dengan jenis tanaman yang agak tinggi seperti jenis pohon atau palem.
Furniture Taman
Dalam penggunaan furniture taman, elemen kayu dan batu alam juga dapat memperkuat kesan alami asal pengaturannya tidak kaku dan menyatu dengan pengaturan tanamannya. Dengan menghindari pengaturan simetris, kesan natural semakin mudah didapat. Elemen kayu yang dapat digunakan dapat berupa tempat duduk ataupun jembatan hias agar terkesan lebih asri.
Jembatan dapat digunakan untuk badan air yang ada pada taman ataupun hanya sekedar hiasan dengan susunan bebatuan alam di bawahnya. Fungsi area ini juga dapat sebagai cekungan untuk menampung air hujan agar dapat terserap oleh tanah pada musim hujan. Jika berada pada musim kemarau, area ini dapat digunakan sebagai taman bebatuan.
Mudah dalam Perawatan
Kegiatan perawatan pada taman dengan tema natural sama saja dengan perawatan taman pada umumnya. Penyiangan daun yang gugur juga dapat dilakukan hanya jika kondisi sudah sangat kotor, karena pada tingkat tertentu keberadaan daun gugur tersebut dapat memperkuat kesan naturalnya. Jika ada tanaman yang mati atau sakit, segeralah diganti agar tidak merusak pandangan atau tanaman disekitarnya.
Pemupukan pun dapat dilakukan secara berkala dengan memberikan jenis pupuk yang lambat urai. Sesekali dapat digunakan jenis pupuk cair yang disiramkan dengan dicampur oleh pestisida untuk kegiatan pencegahan serangan hama dan penyakit pada tanaman.
Kondisi dominan semak tersebut juga harus diperhatikan agar jangan terlalu padat untuk menghindari keberadaan nyamuk dan hewan lainnya. Jika sudah terlalu padat, lakukan pemangkasan ringan pada dahan atau menjarangkan tanaman dengan memisahkan anakan yang ada.
Inti dari kegiatan perawatan yang dilakukan adalah untuk tetap menjaga taman selalu asri dan bersih. Selamat berkebun.
Catatan: Artikel ini untuk ASRI tahun 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)