Wednesday, July 21, 2010

Mengatasi Masalah Fungi (Jamur) pada Tanaman Hias

Umumnya, kita melakukan pemberian pestisida pada saat tanaman telah terjangkit hama dan penyakit. Padahal, kegiatan yang paling efektif adalah pencegahan sehingga tanaman tidak rawan terhadap satu penyakit. Hal ini sangat berlaku pada masalah fungi pada tanaman.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan ternyata sangatlah mudah. Selain menghindari dan mencegah kondisi yang memacu pertumbuhan fungi, kita dapat menyemprotkan fungisida dengan tujuan pencegahan secara teratur. Karena rutinitas tersebut, penggunaan fungisida organik sangatlah disarankan dari pada menggunakan jenis fungisida sintetis buatan pabrik yang mengandung banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kita, tanaman bahkan serangga-serangga yang menguntungkan bagi lingkungan. Dengan penggunaan bahan organik, kita dapat turut serta mengurangi tingkat kerusakan pada lingkungan.

Jika serangan telah cukup parah, pemberian fungisida dilakukan secara intensif dan umumnya menggunakan dosis yang lebih banyak dari pada tindakan pencegahan. Untuk produk fungisida buatan pabrik, biasanya terdapat dosis yang disarankan yang tertera pada label produk sesuai dengan jenis kegiatan penyemprotan.

Mengenal Kondisi Rawan Fungi

Kondisi yang menunjang bagi pertumbuhan fungi, pada umumnya adalah lembab/basah dan hangat serta lama dalam kondisi suhu udara yang rendah. Kadang kala, kondisi naungan yang tertutup juga dapat menyebabkan kondisi lebih lembab. Dengan buruknya sirkulasi udara di sekitar tanaman, akan memacu pertumbuhan fungi hingga tahap serangan yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman.

Hal tersebut dapat pula terjadi pada media tanam. Kurangnya lubang pada wadah/pot serta jenis media tanah yang menyimpan air lebih lama, dapat membuat kondisi media menjadi relatif lembab dalam waktu yang lama. Kondisi tersebut memacu pembusukan pada akar dan mengganggu pertumbuhan daun muda hingga lebih kecil dari seharusnya.

Gejala Serangan Fungi

Gejala yang mudah ditemukan adalah terdapat spot hitam pada pemukaan daun. Disekeliling spot akan berwarna kekuningan yang lama kelamaan akan menjadi lunak serta basah. Setelah itu daun akan membusuk dan mati. Gejala lainnya adalah terlihatnya lapisan putih seperti bedak di permukaan daun/batang tanaman. Bahkan gejala serangan semakin parah pada saat udara kering.

Akar dan batang tanaman juga rawan menjadi target serangan fungi. Serangan pada umumnya terjadi bila terdapat luka yang langsung bersentuhan dengan kondisi lembab dalam jangka waktu yang lama sehingga akar atau batang menjadi basah dan busuk. Gejala pada media tanam yang terkena fungi adalah terdapatnya spot putih di permukaan media atau bahkan tumbuh fungi yang mudah dilihat oleh mata.


Pada buah, akan terlihat warnanya berubah dari aslinya. Lama kelamaan akan menjadi coklat dan membusuk. Sedangkan pada bunga, umumnya selain terlihat lapisan putih, bunga akan gagal berkembang dan mati.

Langkah Pertama dalam Mengatasi Serangan Fungi

Langkah pertama yang dilakukan adalah memetik daun yang terkena serangan. Batang atau akar yang mulai terlihat busuk, hendaknya dipangkas dan luka hasil pangkasan ditutup dengan bubuk anti jamur seperti Dithane45. Hasil daun, batang atau akar yang dipetik, hendaknya dibuang jauh-jauh. Hindari pembuatan kompos dengan bagian tanaman yang terkena fungi karena spora fungi tidak mati pada proses pembuatan kompos.

Kurangilah menyiram tanaman terutama jika telah terlalu sore dan udara lembab. Penyiraman sangat baik dilakukan pada pagi hari. Penyiraman juga dikurangi pada saat musim hujan datang. Selain itu, lakukanlah penyiraman hanya pada media tanam, tidak di keseluruhan bagian tanaman.

Gantilah media tanam jika mulai terdapat fungi yang tumbuh. Gunakan campuran media yang remah dan dominan pasir malang yang berongga sehingga tidak menyimpan air siraman dalam jumlah yang banyak.

Hindari pemberian pupuk berlebih pada tanaman yang terkena fungi. Pemberian nitrogen pada tanaman akan memacu pertumbuhan daun muda yang menjadi daya tarik fungi untu menyerangnya. Lebih disarankan untuk penggunaan pupuk yang lambat urai sehingga tanaman tetap dapat mendapatkan pupuk secukupnyBolda.

Pemberian Fungisida

Pemberian fungisida dilakukan bersamaan setelah tindakan pertama diatas telah dilakukan dan mencegah serangan mencapai tingkat cukup parah. Untuk praktisnya, kita langsung menggunakan jenis fungisida kimiawi yang banyak dijual di toko pertanian. Tetapi dalam proses aplikasinya, harus berhati-hati, sesuai dengan dosis dan petunjuk pemakaian yang tertera pada label produk.

Jenia bahan aktif yang umumnya digunakan pada fungisida kimiawi adalah captan, chlorothalonil, ferbam, calcium polysulfides, myclobutanil (fungisida sistemik), benomyl (fungisida sistemik), propiconazole, dan thiophanate methyl (fungisida sistemik). Merek dagang yang biasa digunakan adalah Hi-Yield Bordeaux Mix, Bonide Captan 50W, Hi-Yield Captan 50% WP, Ortho Garden Disease Control (Daconil 2787), Bonide Mancozeb Flowable with Zinc, Hi-Yield Maneb Lawn and Garden Fungicide, Ferti-lome F-Stop Granular Fungicide, Bayer Advanced All-in-One Rose & Flower Care, Green Light Fung-Away Systemic Fungicide, dan lain sebagainya.

Fungisida Organik

Ternyata, berdasarkan studi dari bahan kimiawi yang digunakan pada produk kimiawi, bahan-bahan organik yang ada disekitar kita juga dapat digunakan sebagai bahan fungisida alternatif yang relatif aman bagi pribadi dan populasi binatang yang ada di sekitar tanaman. Selain itu, dengan menggunakan bahan organik, kita dapat mengurangi dampat negatif dari produk kimiawi terhadap lingkungan. Selain itu, bahan-bahan tersebut mudah ditemukan dan murah harganya.

Berikut contoh dari sebagian bahan-bahan organik tersebut:
Cuka dari buah apel, sangat baik untuk digunakan pada penyakit spot pada daun dan bubuk mildew/bubuk putih.
Larutan baking soda (sodium bicarbonate), untuk penyakit spot pada daun, bubuk mildew/bubuk putih, dan anthracnose.
Air teh Chamomile, sangat baik digunakan pada seedling untuk mencegah damping off.
Kompos daun teh, baik untuk seluruh jenis tanaman untuk memperbaiki struktur media tanam.
Air bawang putih, untuk penyakit bercak/spot daun, bubuk mildew/bubuk putih serta beberapa serangga merugikan.
Larutan susu, untuk penyakit bercak daun dan bubuk mildew/bubuk putih.

Untuk pembuatan larutan, dosis yang digunakan harus dicoba terlebih dahulu pada tanaman karena tergantung dari tingkat serangannya. Ada baiknya jika digunakan dosis yang rendah dahulu, yaitu sekitar 1 sendok teh per 1 atau 2 liter air, lalu disemprotkan pada tanaman. Untuk pembuatan larutan susu, perlu diperhatikan dosis yang digunakan, yaitu maksimal gunakan satu bagian susu dibandingkan dengan 10 bagian air. Jika masih ada, kita dapat meningkatkan dosisnya lalu lakukan penyemprotan kembali. Tetapi perlu diingat agar tidak terlalu berlebihan agar daun dan tanaman tidak dirugikan.

Selamat Berkebun.

2 comments:

Unknown said...

Saya harus belajar berkebun setelah pensiun,
Thanks for all information nya ya.

Kalau tertarik ilmu apa saja, saya punya ilmu sistim pengendalian lalu lintas udara.

Salam
TOP-27

quedjabahri said...

VLTURBET: Dovo - Titanium Chain - T-Shirt
VLTURBET titanium alloy nier replicant is an amazing chain for denim lovers. Their VLTURBET titanium sia line is designed 4x8 sheet metal prices near me for a modern titanium earrings studs denim lover with where can i buy titanium trim a classic look and style. Rating: 5 · ‎1 review